Bahasa

Media independen di Indonesia menghadapi ancaman ekonomi dan politik yang semakin parah karena pandemi COVID-19. Selain itu informasi yang salah yang disebarkan secara sengaja maupun tidak disengaja telah menghambat akses informasi yang diperlukan untuk mewujudkan hak-hak masyarakat dan meminta pertanggungjawaban pemerintah maupun entitas bisnis yang besar.

Media independen melayani publik dengan membela hak warga negara, meningkatkan transparansi, kesadaran, dan akuntabilitas. Saat ini, organisasi media independen berjuang untuk mendapatkan perhatian pembaca melawan posting yang direkayasa, dipromosikan, dan dengan sponsor, sementara pada saat yang sama serangan fisik, digital, dan hukum terhadap jurnalis dan publikasi independen sedang meningkat.

USAID Media Empowerment for Democratic Integrity and Accountability (USAID MEDIA)

Kegiatan USAID MEDIA memperkuat media dan organisasi masyarakat sipil (OMS) yang menyuarakan kepentingan publik dan berupaya memastikan akuntabilitas pemerintah, meminta pertanggungjawaban dunia usaha, serta melawan misinformasi dan disinformasi. Program ini mendukung jurnalis melaporkan isu-isu yang relevan tentang kelompok marjinal seperti minoritas seksual dan agama, sehingga beragam suara terwakili dalam wacana publik. Selain itu, program ini meningkatkan kemampuan media dan OMS bekerja dalam transparansi dan akuntabilitas untuk meningkatkan keterlibatan warga dengan liputan berkualitas tinggi berbasis bukti tentang isu-isu kepentingan publik yang substansial. USAID MEDIA juga meningkatkan keterampilan pelaporan media lokal dan nasional serta meningkatkan kemampuan jurnalis berisiko untuk mencegah dan mengatasi ancaman. Ini semua meningkatkan ketangguhan dan keberlanjutan media agar dapat beradaptasi dan bertahan terhadap perubahan dalam lanskap media. Dalam pelaksanaannya, USAID MEDIA bermitra dengan organisasi media lokal antara lain:

  • Asosiasi Jurnalis Independen (AJI), LSM dengan lebih dari 2.000 anggota di seluruh
    negeri yang mempromosikan media independen, kebebasan pers, dan jurnalisme berkualitas.
  • Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (MAFINDO), satuan tugas anti-disinformasi akar rumput dan outlet pengecekan fakta, terlibat dengan platform media sosial termasuk WhatsApp, YouTube, dan Twitter untuk mengatasi mis/disinformasi daring.
  • Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI), organisasi ini beranggotakan lebih dari 300 perusahaan media siber di 20 provinsi yang bekerja untuk meningkatkan literasi digital.
  • Perhimpunan Pengembangan Media Nusantara (PPMN), organisasi nirlaba ini bekerja untuk memperluas akses informasi dengan meningkatkan kapasitas dan literasi media.
  • Indonesia Corruption Watch (ICW), LSM ini didedikasikan untuk memantau korupsi.
  • Serikat Jurnalis Untuk Keberagaman (SEJUK), serikat jurnalis ini bertujuan melindungi kelompok agama dan minoritas.
  • Lembaga Bantuan Hukum untuk Pers (LBH Pers), OMS yang memberikan bantuan hukum untuk membela kebebasan pers, kebebasan berekspresi, dan perlindungan bagi pekerja pers.

Hasil

  • Melalui USAID MEDIA, sebanyak 990 jurnalis mendapatkan pelatihan komprehensif untuk topik seperti jurnalisme data dan warga. Kegiatan ini menghasilkan publikasi 649 konten, termasuk 71 konten jurnalisme data dengan dampak dan 27 konten yang mempromosikan keberagaman dan inklusi. Selain itu, program ini berhasil melatih, mendukung, dan memberdayakan 832 pembela hak dan 352 OMS lokal untuk mendorong 92 upaya advokasi yang berfokus pada ketahanan informasi, hak, dan akuntabilitas.

  • USAID memperkuat keberlanjutan dan praktik bisnis media independen. Sebagai hasil dari dukungan kami, 140 organisasi media telah mengalami peningkatan pendapatan, semakin meningkatkan peran penting mereka dalam mendorong integritas dan akuntabilitas demokrasi.

Narahubung

Dondy Sentya, USAID di dsentya@usaid.gov
Eric Sasono, USAID MEDIA di esasono@internews.org

Image
Jurnalis meliput konferensi pers.
Herlina, USAID
Share This Page