Konteks
Amerika Serikat dan Indonesia bekerja sama meningkatkan dampak investasi pemerintah dengan sektor swasta untuk mempercepat penurunan stunting dan meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan primer.
Indonesia telah membuat kemajuan luar biasa dalam upaya menurunkan stunting selama 10 tahun terakhir, dari 37,2 persen di 2013 menjadi 21,5 persen di tahun 2023. Salah satu penyebab utama stunting adalah asupan gizi yang kurang tepat selama kehamilan dan anak usia dini. Stunting di awal kehidupan juga berdampak pada kecerdasan, capaian akademik, pendapatan rendah saat dewasa, berkurangnya produktivitas serta berbagai masalah kesehatan lainnya. Beberapa tantangan menghambat penurunan stunting agar bisa menjadi 14 persen. Tantangan ini termasuk kurangnya dukungan bagi keluarga untuk melakukan pemberian makan bayi dan anak yang tepat, dan kesenjangan dalam kapasitas kader dan Tim Pendamping Keluarga untuk mendeteksi masalah gizi lebih awal serta memberikan tindak lanjut yang diperlukan.
Partnership to Accelerate Stunting Reduction in Indonesia (PASTI)
In 2023, USAID, bermitra dengan Tanoto Foundation, PT Amman Mineral Nusa Tenggara, Yayasan Bakti Barito, dan PT Bank Central Asia Tbk, memulai PASTI, kegiatan empat tahun untuk menurunkan stunting di empat provinsi: Banten, Jawa Timur, Kalimantan Barat, dan Nusa Tenggara Timur. PASTI dirancang untuk adaptif terhadap bidang prioritas tambahan sesuai minat dari mitra potensial dari dunia usaha. Karena keberhasilan program ini, PASTI mendapatkan dukungan dari PT Freeport Indonesia untuk memperluas kegiatannya ke Papua Tengah dan Papua Selatan di tahun 2024. Total pendanaan dari USAID dan lima mitra sektor swasta untuk kegiatan ini saat ini menjadi 12,5 juta dolar AS.
PASTI mendukung komitmen Pemerintah Indonesia untuk melaksanakan rencana aksi nasional untuk mengatasi masalah gizi buruk dengan cara: meningkatkan praktik pemberian makan bagi keluarga selama 1.000 hari pertama, meningkatkan praktik gizi di kalangan remaja rentan dan pasangan calon pengantin, memperkuat kapasitas institusional dan tata kelola kolaboratif, serta memperkuat pelayanan kesehatan primer terintegrasi.
Hasil
- Memfasilitasi pembentukan 85 Pos Gizi (pusat rehabilitasi gizi berbasis masyarakat) di delapan kabupaten, menjangkau lebih dari 900 anak di bawah usia dua tahun. 70% anak menunjukkan peningkatan berat badan dalam waktu 10 hari.
- Mendukung lebih dari 44.000 remaja perempuan untuk mengkonsumsi suplemen zat besi/asam folat untuk mencegah anemia.
- Memberikan pelatihan manajemen data, monitoring, perencanaan, dan penganggaran kepada lebih dari 1.000 anggota kelompok kerja pengurangan stunting dari delapan kabupaten/kota.
- Meningkatkan akses dan kualitas pelayanan kesehatan dan gizi berbasis masyarakat bagi keluarga berisiko melalui upaya pemberdayaan masyarakat berbasis konteks lokal hingga ke daerah terpencil.
- Meningkatkan koordinasi antara kementerian, lembaga, dan masyarakat dalam upaya percepatan penurunan stunting di tingkat kabupaten/kota dan desa dengan mengembangkan sistem monitoring dan evaluasi terpadu.
- Meningkatkan kualitas kesehatan dengan memperkuat pelayanan kesehatan primer terpadu dan komprehensif bagi ibu dan anak, dengan fokus pada promosi kesehatan dan pencegahan.
Narahubung
Desy Sagala, USAID di dsagala@usaid.gov
Maria Adrijanti, WVI di maria_adrijanti@wvi.org