Konteks
Pertumbuhan tahunan perekonomian Indonesia—yang terbesar di Asia Tenggara—telah melambat selama sepuluh tahun terakhir, antara lain karena rendahnya investasi, lambatnya pertumbuhan sektor manufaktur, dan baru-baru ini, karena COVID-19. Pemerintah Indonesia berupaya mempercepat pemulihan ekonomi untuk mewujudkan semua potensi pertumbuhan di negara ini.
Pada tahun 2020, Bank Dunia menaikkan peringkat Indonesia menjadi negara berpendapatan menengah ke atas— dan kemudian COVID-19 melanda. Setelah pandemi menghancurkan kondisi keuangan negara dan kehidupan manusia, Pemerintah Indonesia memfokuskan upaya untuk menstabilkan perekonomian jangka pendek sekaligus meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan produktivitas jangka panjang.
Economic Growth Support Activity (USAID EGSA)
USAID membantu Pemerintah Indonesia mempercepat pertumbuhan ekonomi dengan memberikan rekomendasi untuk meningkatkan pengelolaan keuangan publik dan mempermudah masyarakat dalam memulai dan menjalankan usahanya. Dengan menyediakan penelitian, pelatihan berdasarkan kebutuhan, konsultasi tentang kebijakan, dan mendukung forum bisnis, USAID EGSA memiliki tiga tujuan:
Memperkuat pengelolaan keuangan publik Indonesia dengan meningkatkan kemampuan memobilisasi, penyusunan anggaran, dan alokasi dana publik secara efektif dan akuntabel;
Meningkatkan lingkungan dunia usaha di Indonesia dengan mendukung reformasi ekonomi yang akan meningkatkan pertumbuhan dunia usaha dan daya saing Indonesia. Upaya ini akan menurunkan hambatan saat pengusaha mulai memasuki dunia usaha dan saat melakukan investasi modal asing maupun dari dalam negeri; dan
Mendukung program prioritas Pemerintah Indonesia dengan memberikan dukungan implementasi langsung dan bantuan teknis berdasarkan kebutuhan Pemerintah Indonesia.
Hasil
Menyediakan sistem forecasting perekonomian provinsi dan memperkenalkan model ekonomi untukmemperkirakan dampak kebijakan dan/atau guncangan eksternal terhadap perekonomian nasional melalui dashboard Bappenas;
Memberikan pelatihan kepada para pejabat di Provinsi Sulawesi Selatan untuk mengkaji kebijakan pendapatan dan memperkirakan pengumpulan pendapatan di provinsi, serta memfasilitasi diskusi kolaboratif berikutnya dengan memberikan rekomendasi jangka pendek dan menengah;
Memberikan pelatihan kepada Pemerintah Indonesia untuk mengelola koperasi simpan pinjam yang akan meningkatkan akses pendanaan bagi UMKM, dan memberikan rekomendasi untuk membentuk lembaga yang bisa memperkuat tata kelola koperasi;
Mendukung Pemerintah Indonesia untuk meningkatkan ketahanan usaha mikro dan kecil terhadap dampak pandemi COVID-19 melalui pelatihan di Pusat Layanan Usaha Terpadu;
Memberikan masukan terhadap omnibus law untuk pembangunan sektor keuangan Indonesia yang akan meningkatkan dan memperkuat lembaga keuangan, termasuk koperasi simpan pinjam;
Mendukung Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian saat mengkaji dampak kebijakan non-tarif yang tumpang tindih, rumit, dan belum diperbaharui dalam industri makanan;
Memperbarui peta jalan dan target Sistem Logistik Nasional untuk tahun 2024, memberikan rekomendasi kebijakan dan rencana aksi pengelolaan rantai pasokan yang relevan dengan industri makanan dan minuman, serta memberikan masukan terhadap Rencana Kerja Tahunan Pemerintah Indonesia tahun 2023 tentang strategi peningkatan logistik untuk mendukung kinerja ekspor;
Mendukung Pemerintah Indonesia dalam koordinasi, perencanaan, dan operasionalisasi pembangunan dan pemindahan ibu kota negara dari Jakarta ke Ibu Kota Negara Nusantara (IKN);
Mengembangkan peta jalan transformasi ekonomi di Provinsi Riau;
Mengembangkan kerangka pembiayaan untuk strategi pembangunan jangka panjang Indonesia;
Melakukan studi kelayakan tentang kesiapan produksi lembaran plastik tebal yang bisa digunakan saat darurat bencana, dan kajian kebutuhan untuk meningkatkan infrastruktur daur ulang di Indonesia.
Narahubung
Alexis Polovina, USAID at apolovina@usaid.gov
Renata Simatupang, USAID EGSA at rsimatupang@devtechsys.com