KONTEKS
Indonesia terletak di sepanjang Cincin Api Pasifik, kawasan seismik aktif yang dikenal dengan frekuensi dan kekuatan gempa bumi yang tinggi. Tingginya aktivitas seismik ini menempatkan banyak bangunan dan masyarakat dalam risiko yang tinggi. Amerika Serikat dan Indonesia berkomitmen untuk memperkuat ketahanan bangunan serta meningkatkan edukasi publik mengenai keselamatan saat terjadi gempa bumi.
Meningkatkan keamanan terhadap gempa bumi pada bangunan yang sudah ada menjadi tantangan karena tingginya biaya dan kerumitannya. Menyederhanakan proses dan membuatnya lebih terjangkau akan mendorong lebih banyak pemilik rumah untuk mengambil langkah perbaikan. Mengurangi hambatan dalam melakukan retrofitting memungkinkan lebih banyak bangunan diperkuat yang akan meningkatkan keselamatan masyarakat secara keseluruhan. Dukungan praktis akan mendorong pemilik rumah berinvestasi dalam perbaikan yang diperlukan.
Memperkuat kapasitas tanggap darurat di tingkat lokal merupakan kunci dalam manajemen bencana yang efektif. Melatih dan membekali tim tanggap darurat serta memastikan kesiapan yang lebih baik saat terjadi gempa bumi. Keterampilan dan sumber daya yang memadai akan membantu mengelola bencana dan mendukung proses pemulihan. Membangun kesiapan di tingkat lokal menjadikan masyarakat lebih aman dan tangguh.
INDONESIA EARTHQUAKE READINESS TAHAP II (USAID EQR II)
USAID EQR II bertujuan mengurangi kerusakan yang dapat dicegah serta mengurangi korban jiwa dan hilangnya mata pencaharian akibat gempa bumi di daerah perkotaan berisiko tinggi di Jawa Barat dan Jawa Timur. Untuk meningkatkan keamanan bangunan saat terjadi gempa, USAID EQR II berfokus pada peningkatan kesadaran dan adopsi praktik serta peraturan bangunan tahan gempa di masyarakat. Program ini juga menyediakan desain prototipe dan layanan teknis gratis untuk mendukung pemilik bangunan saat mengajukan izin mendirikan bangunan. USAID EQR II beroperasi di enam desa di Jawa Timur dan Jawa Barat.
HASIL KUNCI
USAID Indonesia Earthquake Readiness Tahap II bertujuan untuk:
- Meningkatkan kesiapsiagaan terhadap gempa bumi serta mempromosikan praktik bangunan yang lebih aman dilakukan dengan membentuk dan melatih 150 tim aksi berbasis masyarakat serta 80 tenaga ahli retrofitting lokal di Sukabumi dan Banyuwangi;
- Mengembangkan penilaian risiko gempa bumi di tingkat kabupaten/kota dan kelurahan, termasuk peta risiko serta prosedur operasi standar untuk kelurahan sasaran di Sukabumi dan Banyuwangi;
- Memperkuat kapasitas respons bencana dengan melatih 20 anggota tim Shelter Palang Merah Indonesia dalam pemetaan Sistem Informasi Geografis (GIS) dan manajemen informasi, serta mendirikan enam pusat pembelajaran retrofitting di Jawa Timur dan Jawa Barat.
- Mengintegrasikan peraturan bangunan tahan gempa ke dalam penilaian risiko bencana pemerintah dan menyederhanakan proses Persetujuan Bangunan Gedung (PBG) di Sukabumi dan Banyuwangi.
NARAHUBUNG
Munkhzaya Badarch, USAID di mbadarch@usaid.gov
Muchrizal Harris Ritonga, American Red Cross Indonesia di muchrizal.ritonga@ifrc.org