Bahasa

Konteks

Di Asia Tenggara, Indonesia adalah salah satu negara yang paling terdampak akibat COVID-19 dan menjadi hotspot penyakit menular baik dari hewan, lingkungan, ataupun manusia. Merespons hal tersebut, Pemerintah Amerika Serikat mendukung penguatan kemampuan Pemerintah Indonesia dalam usaha pencegahan dan pendeteksian patogen berbahaya pada hewan sebelum mengancam kesehatan manusia, serta menguatkan kemampuan respons pada saat terjadi wabah.

Indonesia juga menempati urutan ke-2 di dunia untuk jumlah kasus flu burung A (H5N1) yang tinggi pada manusia, serta wabah antraks, termasuk rabies dan leptospirosis. Setiap wabah meningkatkan risiko pandemi pada manusia. Tindakan pencegahan dan deteksi dapat menyelamatkan nyawa, mencegah bencana, dan menghemat anggaran penanganan wabah.

USAID Global Health Security (GHS) 

Program USAID GHS memperkuat upaya Pemerintah Indonesia untuk meminimalkan risiko dan dampak penyakit serta pandemi yang muncul, melalui upaya pencegahan terjadinya wabah serta penguatan dalam melakukan pencegahan, pendeteksian dan respons terhadap ancaman penyakit (tujuan utama dari Agenda Ketahanan Kesehatan Global). Kemitraan USAID dengan Pemerintah Indonesia di bidang ini menggunakan pendekatan One Health, di mana hasil program kesehatan dioptimalkan melalui upaya menyeluruh antara kesehatan manusia, hewan, dan lingkungan.

USAID GHS mendukung program, kebijakan, dan sistem yang memfasilitasi komunikasi dan pertukaran informasi yang lebih baik antara ketiga sektor tersebut. Hal ini membantu Indonesia menerapkan langkah-langkah pencegahan yang telah terbukti, seperti biosekuriti pada ternak, sekaligus meningkatkan surveilans di tingkat nasional dan masyarakat, serta memperkuat kapasitas dan keamanan laboratorium diagnostik. USAID GHS juga mendukung jejaring 20 universitas di Indonesia yang memberikan pelatihan terkini kepada generasi praktisi dan pemimpin masa depan. Untuk melaksanakan program ini, USAID bekerja sama dengan badan-badan dalam Perserikatan Bangsa Bangsa seperti Food and Agriculture Organization (FAO) dan World Health Organization (WHO), program Infectious Disease Detection and Surveillance (IDDS), Indonesia One Health University Network (INDOHUN), International Federation of the Red Cross (IFRC), serta Country Health Information Systems and Data Use (CHISU).

Hasil

Sampai dengan saat ini, USAID GHS telah:

  • Mendukung penyusunan dan peluncuran Peraturan Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, yang mencakup peta jalan untuk sistem informasi zoonosis dan penyakit infeksi baru, surveilans terpadu, dan panduan keterpaduan surveilans dan laboratorium; 

  • Menerbitkan dua pedoman teknis tentang pencegahan penyakit zoonosis di peternakan, dan pedoman tambahan tentang penerapan pendekatan multisektor untuk pencegahan wabah;

  • Mendonasikan lebih dari 40 juta dosis vaksin COVID-19, dan memberikan dukungan langsung untuk pemberian 3.405.199 dosis vaksin di 214 kabupaten/kota di 33 dari 38 provinsi di Indonesia, dengan prioritas untuk kelompok berisiko dan terpinggirkan; dan

  • Membantu pengembangan ekosistem digital COVID-19 Indonesia, seperti aplikasi penelusuran kontak Silacak, dasbor pemantauan vaksinasi, dan transisi dari PeduliLindungi ke SatuSehat untuk menginformasikan pengambilan keputusan dan memastikan data yang andal.

Ke depan, USAID GHS akan terus mendukung penguatan laboratorium dan sistem pemantauan kesehatan hewan dan manusia, untuk mendeteksi virus dan patogen utama secara lebih akurat guna mengidentifikasi dan melacak penyakit prioritas di Indonesia. Program ini juga akan terus mendukung implementasi Instruksi Presiden nomor 4 tahun 2022 tentang One Health serta pencegahan dan pengendalian zoonosis, yang juga mengatur peran dan tanggung jawab di tingkat nasional dan lokal sebelum, selama, dan setelah wabah. 

Narahubung

Monica Latuihamallo, USAID Indonesia di mlatuihamallo@usaid.gov

emerging pandemic threats
Image
Penyuluh membahas pengelolaan unggas untuk mencegah pandemi di masa depan.
USAID Indonesia
Share This Page