Konteks
Terumbu karang, hutan bakau, dan lamun Indonesia merupakan salah satu habitat laut paling penting dan produktif di dunia. Namun, pembangunan yang tidak berkelanjutan, eksploitasi berlebihan, praktek penangkapan ikan yang merusak, dan perubahan iklim mengancam ekosistem penting ini. Amerika Serikat dan Indonesia bermitra untuk melindungi keanekaragaman hayati laut Indonesia dengan meningkatkan pengelolaan, fungsi, dan manfaat kawasan konservasi (KK) perairan.
Indonesia telah menetapkan 411 KK di seluruh nusantara, mencakup sekitar 9 persen (lebih dari 28 juta hektar) wilayah perairannya. KK dikelola oleh lembaga pemerintah pusat dan provinsi untuk mencapai tujuan konservasi laut dan pesisir serta pengelolaan sumber daya. Saat dikelola dengan baik, KK memiliki peran penting dalam mendukung produktivitas perikanan dengan melindungi habitat laut yang kritis, termasuk tempat bertelur, tempat pemijahan, dan koridor migrasi mamalia laut, serta mengurangi eksploitasi spesies langka, terancam punah, dan dilindungi (ETP). Kementerian Kelautan dan Perikanan menargetkan untuk meningkatkan pengelolaan 20 juta hektar KK yang ada pada tahun 2024.
USAID Effective Marine Conservation (USAID Kolektif)
USAID Kolektif akan memperkuat perlindungan keanekaragaman hayati laut Indonesia dengan meningkatkan efektivitas pengelolaan KK yang telah ditetapkan. Program ini akan mengidentifikasi kesenjangan yang ada dan faktor-faktor mendasar yang membatasi efektivitas pengelolaan KK dan bekerja secara kolaboratif untuk mengatasi kesenjangan tersebut menuju KK yang dikelola dengan baik. Dilaksanakan oleh Yayasan Keanekaragaman Hayati Indonesia (KEHATI) dan bekerjasama dengan Yayasan Konservasi Alam Nusantara (YKAN), program ini akan menjajaki peluang untuk melibatkan para pemangku kepentingan, termasuk pelaku sektor swasta, dalam pengelolaan bersama KK untuk meningkatkan peluang ekonomi, memobilisasi sumber daya, dan mendukung mata pencaharian lokal. Untuk mencapai tujuan tersebut, USAID Kolektif akan fokus pada tujuan berikut: (1) memperkuat sumber daya manusia dan penataan kelembagaan untuk pengelolaan KK; (2) membangun pembiayaan berkelanjutan untuk KK; (3) meningkatkan manfaat bagi masyarakat pesisir melalui pengelolaan KK yang berkelanjutan; (4) memperkuat kepatuhan terhadap peraturan dan regulasi KK; dan (5) meningkatkan perlindungan bagi spesies ETP laut dan habitat prioritas.
Lokasi Geografis KK Prioritas
USAID Kolektif bekerja di 13 KK di dua wilayah pengelolaan perikanan (Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia (WPP NRI) 711 dan 715. Pemilihan KK sasaran didasarkan pada: (1) signifikansi keanekaragaman hayati; (2) status pengelolaan KK; dan (3) dampak sosial ekonomi. KK tersebut terletak di Provinsi Kepulauan Riau, Bangka Belitung, Kalimantan Barat, Papua Barat, dan Papua Barat Daya.
Hasil yang Diharapkan
- Peningkatan efektivitas pengelolaan KKL nasional dan provinsi yang ada di wilayah sasaran ke tingkat yang dikelola secara optimal atau berkelanjutan;
- Berkurangnya pemicu dan tekanan langsung terhadap keanekaragaman hayati di wilayah sasaran; dan
- Peningkatan manfaat masyarakat dari pemanfaatan berkelanjutan dan konservasi keanekaragaman hayati laut di wilayah sasaran.
Narahubung
Celly Catharina, USAID di ccatharina@usaid.gov
Wawan Ridwan, USAID Kolektif di wawan.ridwan@kehati.or.id