Di awal tahun 1970an, kemitraan USAID dengan Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) telah meletakkan dasar bagi salah satu inisiatif keluarga berencana paling sukses di dunia, yang membantu tercapainya kemakmuran Indonesia di masa depan.
Sadar akan kebutuhan untuk mengelola pertumbuhan penduduk dan meningkatkan kesejahteraan keluarga, Pemerintah Indonesia berkomitmen untuk melaksanakan program keluarga berencana nasional. USAID menjadi mitra utama dalam upaya ini, dan berkontribusi lebih dari 340 juta dolar AS (setara dengan 539 juta dolar AS dengan nilai tukar tahun 2024) dalam bentuk dukungan dana, peralatan medis, dan keahlian teknis.
Sebelum adanya program ini, memiliki banyak anak merupakan hal yang lumrah sekaligus ideal di Indonesia. Kesadaran mengenai metode keluarga berencana masih rendah dan banyak pasangan menganggap jumlah anggota keluarga adalah sesuatu yang tidak bisa mereka kendalikan. Angka kelahiran sangat tinggi waktu itu, rata-rata enam anak per perempuan. Pertumbuhan penduduk yang cepat mengancam capaian pembangunan ekonomi nasional, dan akan membebani layanan kesehatan, pendidikan, dan layanan publik lainnya.
Salah satu kesulitan terbesar yang dihadapi program ini adalah mengubah norma sosial budaya tentang banyaknya jumlah anak dan anggota keluarga. USAID membantu BKKBN untuk mengatasi tantangan ini melalui upaya intensif di tingkat akar rumput, termasuk bermitra dengan tokoh masyarakat dan agama untuk mengubah persepsi seputar keluarga berencana dan jumlah anggota keluarga. Dengan mengusung slogan Dua Anak Cukup, Indonesia berhasil mewujudkan keluarga kecil, bahagia, dan sejahtera sebagai norma dan cita-cita rumah tangga baru.
Dengan dukungan USAID, hanya dalam beberapa tahun, penggunaan alat kontrasepsi modern di kalangan perempuan menikah melonjak dari kurang dari 5 persen pada awal program menjadi 27 persen. Perkembangan ini berkontribusi terhadap penurunan tajam angka kelahiran – pada tahun 1991, rata-rata angka kelahiran menurun menjadi tiga anak per perempuan. Kesehatan ibu dan bayi baru lahir juga mendapat manfaat karena jarak dengan kehamilan berikutnya lebih lama. Angka kematian bayi menurun dari 142 kematian per 1.000 kelahiran hidup menjadi hanya 18 kematian per 1.000 kelahiran saat ini.
“Keluarga berencana benar-benar merupakan inisiatif berskala nasional dan membawa perubahan besar terhadap kesehatan keluarga di Indonesia. Saya bangga bisa berkontribusi terhadap keberhasilan program penting ini,” kata Bambang Samekto, yang mengelola program keluarga berencana di USAID pada tahun 1992-2002.
Kolaborasi penting USAID dan Indonesia ini membangun warisan berkesinambungan berupa keluarga yang lebih kuat dan sehat. Program yang pada awalnya merupakan respons mendesak terhadap pertumbuhan penduduk yang pesat di Indonesia, kini menjadi sebuah inisiatif sukses yang memberikan manfaat bagi generasi selanjutnya.