Bahasa

20-8-2024

Empat puluh tahun yang lalu, USAID mendukung Bank Rakyat Indonesia (BRI) untuk mengubah portofolio perbankan pedesaannya yang sedang mengalami kesulitan menjadi sistem keuangan yang berkelanjutan, menguntungkan, dan inklusif. Saat ini, BRI melayani jutaan masyarakat pedesaan di Indonesia, membantu pengembangan usaha dan pengelolaan keuangan dengan cara yang lebih baik.

Pada awal tahun 1980an, cabang perbankan pedesaan BRI – yang dikenal sebagai Unit Desa – menghadapi tantangan besar. Untuk mendorong swasembada beras, BRI mengarahkan kredit ke sektor pertanian. Namun, sayangnya tingkat pengembalian pinjaman unit desa ternyata rendah, dan menjadi lebih buruk karena fokus pemberian adalah memberikan lebih banyak pinjaman, bukan kualitas dan pengembalian pinjaman.

 

Program Unit Desa semakin tidak menguntungkan setiap tahunnya dan sangat bergantung pada subsidi pemerintah. Pada tahun 1984, pemerintah memutuskan untuk tidak lagi menanggung kekurangan dana yang terus meningkat setiap tahunnya dan mencapai 24 juta dolar AS (lebih dari 70 juta dolar AS jika dihitung dengan nilai saat ini), dan program ini berisiko gagal.

Mengidentifikasi krisis ini dan memiliki cara untuk membantu, USAID mulai bekerja sama dengan BRI untuk menerapkan kebijakan yang akan meningkatkan administrasi program unit desa. Bantuan teknis kami memungkinkan BRI menerapkan suku bunga berbasis pasar melalui KUPEDES, satu program baru yang memberikan pinjaman untuk masyarakat pedesaan termasuk usaha mikro. Dengan memperluas sasaran peminjam ke luar sektor pertanian dan beralih ke pendekatan yang lebih berorientasi bisnis, BRI dapat dengan cepat menstabilkan pinjaman pedesaan dan kembali menghasilkan keuntungan.

Selain itu, USAID membantu BRI meluncurkan skema tabungan inovatif, SIMPEDES, yang mendorong masyarakat desa untuk menabung. Dengan adanya akses ke rekening tabungan formal, para nasabah antusias merespons inovasi ini. Pada tahun 1989, program Unit Desa BRI sudah sepenuhnya mandiri, melayani hampir 6,3 juta penabung dan menghasilkan keuntungan lebih dari 25 juta dolar AS (atau sekitar lebih dari 63 juta dolar AS saat ini).

Firman Aji, yang memimpin program USAID untuk Pengembangan Lembaga Keuangan, mengatakan “Saya bangga membantu masyarakat pedesaan di Indonesia dan berperan dalam membangun BRI menjadi lembaga yang berkembang seperti saat ini.” 

Saat ini, BRI mengoperasikan lebih dari 5.000 kantor cabang bank perkreditan rakyat di seluruh Indonesia, melayani lebih dari 173 juta nasabah simpanan mikro dan lebih dari 35 juta peminjam mikro. Keberhasilan program perbankan pedesaan BRI menunjukkan bagaimana bantuan USAID dengan sasaran yang telah ditetapkan membantu transformasi satu sistem keuangan yang tadinya menghadapi kesulitan, menjadi motor pendorong inklusi keuangan dan pembangunan ekonomi desa.

Image
Presiden Kennedy menandatangani Undang-Undang Bantuan Luar Negeri tahun 1961

Sejarah Kerja Sama

Tahun ini menandai peringatan 75 tahun hubungan Amerika Serikat dan Indonesia. USAID akan terus memperkuat kemitraan kami yang telah berlangsung selama puluhan tahun dengan Indonesia dalam mengatasi tantangan politik, ekonomi, dan sosial di masa depan.

Share This Page