Bahasa

KONTEKS

Didorong oleh pertumbuhan ekonomi yang kuat sekitar 5 persen selama 20 tahun terakhir, Indonesia telah mencapai kemajuan besar dalam pengentasan kemiskinan dengan menurunkan angka kemiskinan lebih dari setengahnya sejak tahun 1999. Namun demikian, hampir 10 persen masyarakat Indonesia masih hidup di bawah rata-rata garis kemiskinan nasional. Melalui kemitraan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan pendidikan di seluruh Indonesia, Badan Pembangunan Internasional AS (USAID) bertujuan untuk memutus rantai kemiskinan dan mendukung Indonesia yang lebih sejahtera bagi semua. USAID bekerja sama dengan Pemerintah Indonesia, organisasi masyarakat sipil, masyarakat, akademisi, mitra pembangunan, dan pihak lain untuk meningkatkan taraf hidup dan menurunkan kemiskinan. Di tahun 2023, dukungan kami membuahkan berbagai pencapaian penting, antara lain:

  • Melalui kemitraan dengan Arizona State University dan mitra swasta – seperti Oracle, Cisco, Rockwell Automation, Boeing, dan Dow – USAID memungkinkan lebih dari 3.000 mahasiswa, dosen, dan profesional muda untuk mengembangkan keterampilan teknis melalui penyediaan perangkat keras dan perangkat lunak komputer, serta pelatihan soft skill.
  • USAID bekerja sama dengan penyedia beasiswa Pemerintah Indonesia untuk mendukung lebih dari 150 pelajar Indonesia agar dapat memperoleh beasiswa Pemerintah Indonesia senilai 4,8 juta dolar AS untuk kuliah di AS.
  • Bekerja sama dengan Amazon Web Services, hingga saat ini USAID telah melatih lebih dari 6.300 mahasiswa/i dari 13 universitas mengenai keterampilan teknologi cloud.
  • USAID telah memobilisasi investasi sebesar 11,6 juta dolar AS kepada 13 UKM kopi agar bisa membeli lebih banyak kopi dari petani dan meningkatkan pendapatan serta penghidupan lebih dari 14.000 petani kopi. 

PROGRAM SAAT INI

MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA

Tenaga kerja Indonesia menghadapi tekanan yang semakin besar untuk meningkatkan keterampilan digital dalam menjawab peluang baru, mendapatkan pekerjaan dengan keterampilan lebih tinggi, membawa inovasi baru ke pasar lokal atau global, dan mengatasi tantangan yang akan membantu masyarakat meningkatkan cara hidup dan bekerja. Menurut Pemerintah Indonesia, transformasi digital membutuhkan sembilan juta lebih pekerja digital terampil pada tahun 2030, yang berarti membutuhkan sekitar 600.000 pekerja per tahun. Kegiatan Acceleration of Indonesia’s Transformation to a Digital Economy by Improving Digital Talent (TALENTA), yang merupakan kemitraan USAID dengan penyedia layanan cloud terkemuka Amazon Web Services (AWS), mempercepat transformasi digital berbasis cloud di Indonesia melalui pelatihan tenaga kerja di beberapa universitas di Indonesia dan dukungan teknologi digital untuk perusahaan rintisan dan usaha kecil dan menengah (UKM). TALENTA juga bekerja sama dengan para wirausaha, termasuk mendukung 32 perusahaan rintisan teknologi tahap awal dengan menyediakan akses ke teknologi cloud AWS dan memfasilitasi akses ke modal ventura.

MENDUKUNG PELATIHAN VOKASIONAL

Meskipun angka partisipasi sekolah menengah tinggi, lulusan Indonesia sering  keterampilan yang diperlukan untuk bekerja dan meraih sukses di dunia kerja modern.USAID Partnerships for Productivity (PADU) meningkatkan investasi di lembaga pendidikan dan pelatihan teknis serta vokasional dengan membantu Kementerian Tenaga Kerja mengembangkan kemitraan berkelanjutan dengan swasta antara pusat pelatihan vokasional pemerintah dan perusahaan swasta. Kemitraan ini akan meningkatkan kesiapan tenaga kerja muda –khususnya perempuan – dengan menyelaraskan pengembangan tenaga kerja dengan permintaan pasar. Hingga saat ini, USAID telah mengumpulkan 1.500 perwakilan pemerintah nasional dan daerah, dunia usaha, dan pihak lain untuk bergabung dalam kemitraan yang menyediakan pelatihan berorientasi permintaan dan peluang penempatan kerja.

MEMPERKUAT PENDIDIKAN TINGGI

Tingginya lulusan siswa sekolah menengah atas di Indonesia memicu mendorong permintaan terhadap pendidikan tinggi berkualitas. Universitas dengan standar kelas dunia biasanya lebih kompetitif dalam mempersiapkan mahasiswa untuk menjadi angkatan kerja yang produktif yang pada gilirannya akan berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi negara. Melalui Higher Education Partnership Initiative (HEPI), yang merupakan kemitraan dengan Arizona State University, USAID memperkuat kemitraan antara institusi pendidikan tinggi Amerika dan Indonesia untuk meningkatkan ilmu pengetahuan, teknologi, teknik, dan matematika di beberapa universitas pilihan di Indonesia. Melalui konsorsium universitas, pemerintah, dan mitra industri, USAID bertujuan untuk meningkatkan kurikulum yang relevan dengan industri, memenuhi standar akreditasi internasional, dan meningkatkan penerimaan kredit mata kuliah antara universitas-universitas di AS dan Indonesia. Hingga saat ini, USAID HEPI telah memperluas anggota konsorsium program ini menjadi lima universitas Amerika dan 30 universitas afiliasi di Indonesia, serta mitra sektor swasta seperti Cisco, Oracle, Dow, Boeing, dan Rockwell Automation.

MENINGKATKAN AKSES TERHADAP PENDIDIKAN TINGGI BERKUALITAS

Indonesia berkomitmen untuk meningkatkan kualitas dan daya saing tenaga kerja. Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) mempunyai dana abadi sebesar 6,6 miliar dolar AS untuk mendukung mahasiswa Indonesia belajar di universitas terkemuka di dunia melalui beasiswa atau peluang penelitian. USAID Technical and Management Support to the Indonesian Endowment Fund for Education (TEMAN LPDP) mendukung penyedia beasiswa di Indonesia untuk meningkatkan keberhasilan mahasiswa/i, sehingga memperkuat tenaga kerja Indonesia, dan meningkatkan akses terhadap pendidikan tinggi yang berkualitas. Bekerja sama dengan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi serta Kementerian Agama, USAID berupaya meningkatkan peluang penerimaan mahasiswa dan memfasilitasi transisi untuk belajar di Amerika Serikat. Sejak 2021 hingga saat ini, USAID telah membantu mengirim lebih dari 200 pelajar Indonesia setiap tahun untuk belajar di berbagai universitas di AS.

MEMPERBAIKI PERENCANAAN PEREKONOMIAN INDONESIA

Dalam upaya mewujudkan potensi pertumbuhan Indonesia, Kegiatan  Economic Growth Support Activity USAID (EGSA) memberikan saran tentang cara meningkatkan pengelolaan keuangan publik dan mempermudah masyarakat saat memulai dan menjalankan usaha untuk membantu mempercepat pertumbuhan ekonomi Indonesia. USAID menyediakan penelitian, pelatihan berdasarkan permintaan, layanan konsultasi kebijakan, dan mendukung forum bisnis untuk memperkuat pengelolaan keuangan publik Indonesia, meningkatkan lingkungan pendukung bisnis, dan mendukung program prioritas Pemerintah Indonesia. USAID EGSA dan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional bermitra untuk meluncurkan dasbor prakiraan perekonomian provinsi dan memperkenalkan alat pemodelan ekonomi untuk memperkirakan dampak kebijakan dan guncangan eksternal terhadap perekonomian nasional. Untuk mendukung pemindahan ibu kota negara yang dilakukan Pemerintah Indonesia, USAID membantu koordinasi, perencanaan, dan operasionalisasi pembangunan dan pemindahan ibu kota dari Jakarta ke Ibu Kota Negara Nusantara (IKN).

MENDUKUNG USAHA KECIL

Perempuan pemilik UKM di Indonesia seringkali kekurangan akses terhadap pelatihan keuangan, layanan, dan pinjaman dari bank untuk mengembangkan usahanya. Untuk menjembatani kesenjangan ini, melalui USAID Financial Inclusion for Women-Led SMEs (FINCLUSION), USAID dan Nikel berkolaborasi untuk menawarkan rangkaian pelatihan dan layanan keuangan untuk membantu perempuan mengembangkan usahanya. USAID FINCLUSION mengembangkan platform daring yang memungkinkan 180.000 perempuan pengusaha Indonesia mengakses pelatihan bisnis dan keuangan, dengan tujuan menggerakkan pinjaman sebesar 50 juta dolar AS untuk 4.000 perempuan pemilik UKM. Melalui kemitraan terpisah dengan US Development Finance Corporation (DFC), Departemen Luar Negeri dan Perdagangan Australia (DFAT), dan Impact Credit Solutions (ICS), sejak awal tahun 2023, USAID telah mendukung pencairan pinjaman senilai 11,4 juta dolar AS kepada UKM milik perempuan.

USAID juga memberikan dukungan khusus kepada UKM kopi Indonesia. Indonesia adalah salah satu produsen kopi terkemuka di dunia, tapi perubahan iklim mengancam penghidupan para petani kopi. Melalui Resilient Coffee, kemitraan USAID dengan Root Capital dan Keurig Dr. Pepper, USAID membekali usaha kopi kecil dengan keterampilan dan sumber daya untuk memperkuat usaha dan meningkatkan penjualan. Dengan memperkuat manajemen bisnis UKM dan koperasi kopi, Resilient Coffee juga meningkatkan penghidupan para petani kopi yang terlibat di sepanjang rantai pasokan.

Share This Page