Bahasa

KESEHATAN 

KONTEKS

Indonesia telah menunjukkan kemajuan ekonomi yang pesat selama 20 tahun terakhir, namun akses terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas, khususnya bagi kelompok masyarakat berpenghasilan sangat rendah dan rentan, masih menjadi tantangan. Badan Pembangunan Internasional Amerika Serikat (USAID) telah menginvestasikan lebih dari 1,1 miliar dolar AS untuk membantu Indonesia memperkuat sistem kesehatan. Kami bermitra dengan masyarakat sipil, sektor swasta, dan pemerintah pusat, provinsi, dan kabupaten/kota untuk menurunkan kematian ibu dan bayi baru lahir yang dapat dicegah, meningkatkan asupan gizi untuk mengurangi stunting pada anak, dan meningkatkan pelayanan kesehatan di Indonesia. Kami juga berupaya mencegah dan mengendalikan epidemi seperti tuberkulosis (TBC) dan HIV/AIDS, serta mencegah, mendeteksi, dan merespons ancaman penyakit infeksi baru.

Dukungan USAID menghasilkan berbagai pencapaian penting, antara lain: 

  • USAID telah meningkatkan pelayanan TBC di rumah sakit melalui kemitraan yang lebih kuat dengan enam jaringan rumah sakit swasta terbesar di Indonesia. Di lebih dari 250 rumah sakit, bantuan kami mendukung skrining TBC bagi lebih dari empat juta orang, sehingga berhasil mengidentifikasi dan merawat 40.000 pasien TBC. USAID juga mendukung pendirian dan penguatan 12 klinik yang memberikan pengobatan kepada pasien tuberkulosis resistan obat (TBC-RO) dan menyelamatkan nyawa 321 pasien TBC-RO dari seluruh Indonesia.
  • Pada tahun 2023, lebih dari 180.000 ibu hamil menerima obat yang bisa menyelamatkan jiwa untuk mencegah perdarahan pasca melahirkan – yang merupakan penyebab kematian ibu paling umum di Indonesia.
  • Untuk mendukung upaya Transformasi Kesehatan di Indonesia, USAID bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan dalam upaya menghubungkan lebih dari 23.500 fasilitas kesehatan di 38 provinsi ke platform Satu Sehat sehingga mengurangi hambatan terhadap pelayanan kesehatan bagi pasien.
  • USAID memfasilitasi tes HIV terhadap hampir 110.000 orang yang berhasil mendiagnosis lebih dari 4.000 kasus. Selain itu, dengan dukungan kami, lebih dari 43.000 orang melanjutkan pengobatan HIV mereka di wilayah Jakarta dan Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi.
  • USAID membantu mendeteksi hampir 34.000 sinyal potensi wabah, sehingga memicu verifikasi dan respons dari pihak berwenang. Selain itu, dukungan USAID menurunkan tingkat kematian akibat leptospirosis, penyakit zoonosis yang berpotensi fatal, sebesar 20 persen di Kabupaten Demak, provinsi Jawa Tengah.

PROGRAM SAAT  INI 

Mengurangi Beban Penyakit Menular dan Memperkuat Ketahanan Kesehatan

Indonesia merupakan negara dengan beban tuberkulosis tertinggi kedua di dunia. Pada tahun 2022, ditemukan lebih dari satu juta kasus baru dan sekitar 134.000 kematian. USAID mendukung tujuan Pemerintah Indonesia untuk memberantas TBC pada tahun 2030 melalui serangkaian program: Bersama Menuju Eliminasi dan Bebas dari TBC (Bebas TB), Peningkatan Layanan TBC Resistan Obat melalui Jaringan Rumah Sakit Swasta (Mentari TB), Kampanye Komunikasi Kesehatan untuk Pengobatan Pencegahan TBC di Indonesia (Prevent TB), dan TBC Sektor Swasta (TBPS). Melalui investasi ini, USAID berupaya meningkatkan pelayanan TBC di rumah sakit dan klinik swasta, dan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pencegahan TBC. Kami memperkenalkan dan menguji sistem pembinaan bagi penyedia layanan kesehatan, yang kini mendukung 107 rumah sakit swasta di 28 kabupaten/kota. USAID juga mengembangkan modul pelatihan yang meningkatkan pengetahuan tentang penanganan kasus TBC bagi lebih dari 15.000 dokter, perawat, teknisi laboratorium, dan apoteker. Selain itu, USAID juga meningkatkan interoperabilitas sistem informasi kesehatan dengan menghubungkan rumah sakit swasta ke sistem kesehatan nasional.

Untuk mengendalikan epidemi HIV, Indonesia berkomitmen untuk mendiagnosis 95 persen orang yang hidup dengan HIV, mengobati 95 persen dari mereka yang didiagnosis terinfeksi, dan menekan viral load pada 95 persen dari mereka yang menjalani pengobatan pada tahun 2027. USAID bermitra dengan Pemerintah Indonesia, praktisi kesehatan, organisasi, dan komunitas untuk membantu Indonesia mencapai target ini melalui program seperti Advocacy for Improved HIV/AIDS Service Delivery (Advocate4Health) dan Meeting Targets and Maintaining Epidemic Control (EpiC), dan melalui kolaborasi kami dengan UNAIDS. Kami berupaya mengurangi infeksi baru dengan mengintegrasikan pengobatan HIV, meningkatkan tes mandiri HIV berbasis komunitas, dan memerangi stigma dan diskriminasi di provinsi Jakarta, Jawa Barat, dan Banten. Kami berkolaborasi dengan populasi kunci, organisasi, dan fasilitas kesehatan untuk mendukung penerapan kebijakan ini di tingkat masyarakat, dengan fokus pada kualitas dan ketersediaan pelayanan, dukungan, dan pengobatan terkait HIV.

Sejalan dengan Agenda Ketahanan Kesehatan Global (GHS), USAID meningkatkan upaya Indonesia untuk memitigasi risiko dan dampak penyakit infeksi emerging dan pandemi yang muncul. Dukungan GHS kami berfokus pada penguatan jaringan laboratorium One Health dan surveilans penyakit; mitigasi ancaman penyakit zoonosis; meningkatkan sumber daya manusia; dan pembiayaan. Sejak tahun 2006, USAID telah menerapkan pendekatan One Health untuk menghubungkan sektor kesehatan manusia, hewan, dan lingkungan hidup. Kami berkolaborasi dengan mitra seperti Organisasi Pangan dan Pertanian, Organisasi Kesehatan Dunia, Federasi Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional, dan Jaringan Universitas One Health Indonesia untuk mencegah, mendeteksi, dan merespons ancaman penyakit zoonosis prioritas. Kami juga berkontribusi terhadap transformasi kesehatan digital di Indonesia dengan meningkatkan analisis dan penggunaan data dalam kerangka One Health.

Mencegah Kematian Ibu dan Bayi Baru Lahir serta Perbaikan Gizi Anak

Indonesia telah mencapai kemajuan signifikan dalam menurunkan angka kematian ibu dan bayi, dengan menurunkan angka kematian ibu sebesar 45 persen dan angka kematian bayi baru lahir sebesar 26 persen antara tahun 2010 dan 2020. Angka stunting pada anak juga telah menurun selama dekade terakhir. Upaya untuk menurunkan angka kematian ibu dan stunting merupakan prioritas Pemerintah Indonesia. Melalui USAID Momentum, kami berkolaborasi erat dengan Pemerintah Indonesia untuk mengatasi penyebab utama dan tantangan terkait kematian ibu dan bayi baru lahir. Dukungan kami menjangkau lebih dari 80 rumah sakit dan 30 puskesmas di enam provinsi. USAID telah membangun jejaring rujukan antara fasilitas kesehatan pemerintah dan swasta serta menerapkan inisiatif peningkatan mutu pelayanan di rumah sakit.

USAID terlibat aktif dalam penurunan stunting melalui Partnership to Accelerate Stunting Reduction in Indonesia (PASTI). Bekerja sama dengan sektor swasta, USAID memobilisasi sumber daya dan menerapkan praktik baik berbasis bukti untuk mendukung komitmen Pemerintah Indonesia dalam mempercepat penurunan dan pencegahan stunting. USAID mengoptimalkan pendanaan sektor swasta sebesar 8 juta dolar AS di enam provinsi untuk meningkatkan praktik pemberian makan selama masa penting 1.000 hari pertama kehidupan, yang mencakup ibu hamil dan menyusui serta anak di bawah usia dua tahun, serta meningkatkan praktik gizi di kalangan remaja rentan dan pasangan pranikah. Kami juga memperkuat kolaborasi antar fasilitas kesehatan, pelayanan kesehatan primer berbasis masyarakat, dan pemangku kepentingan lainnya.

Memperkuat Sistem Kesehatan 

Pemerintah Indonesia meluncurkan program asuransi kesehatan nasional dengan skema single payer pada bulan Januari 2014 yang disebut Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) untuk mencapai cakupan kesehatan semesta. Pada Desember 2023, lebih dari 267 juta penduduk Indonesia (96 persen jumlah penduduk) telah tercakup dalam JKN. USAID melalui Health Financing Activity terus mendukung JKN dengan memperkuat kapasitas dalam produksi dan penggunaan data, serta pengambilan keputusan berbasis bukti, untuk meningkatkan kinerja, efektivitas, dan keberlanjutan JKN. USAID Catalyze memobilisasi kemitraan pemerintah-swasta untuk meningkatkan jumlah kepesertaan aktif JKN, dan mencapai keberlanjutan perlindungan sosial dan finansial dari beban pengeluaran kesehatan.

Sistem kesehatan Indonesia terdiri atas penyedia layanan  publik dan swasta. Upaya digitalisasi pelayanan kesehatan mendorong dikembangkannya banyak aplikasi kesehatan secara terpisah oleh pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan sektor swasta, sehingga sistem kesehatan menjadi terfragmentasi dan terkotak-kotak. Untuk mengatasi permasalahan ini, Kementerian Kesehatan mencanangkan transformasi kesehatan digital yang menghubungkan data, proses analisis, dan pelayanan kesehatan dengan meluncurkan platform Satu Sehat untuk mendukung dan mengintegrasikan berbagai aplikasi kesehatan. USAID mendukung Kementerian Kesehatan dalam implementasi transformasi kesehatan digital, termasuk dalam meningkatkan pencatatan dan pelaporan status kesehatan ibu dan bayi baru lahir, TBC, HIV, dan ketahanan kesehatan global, serta memperkuat sumber daya manusia dan sistem informasi pembiayaan kesehatan. USAID, melalui Country Health Information Systems and Data Use (CHISU), mendukung transformasi kesehatan digital Pemerintah Indonesia untuk membangun sistem informasi terpadu dan memperkuat penggunaan data untuk meningkatkan status kesehatan masyarakat.

USAID juga mendukung upaya Pemerintah Indonesia untuk melakukan transformasi layanan kesehatan primer melalui perluasan inisiatif Pelayanan Kesehatan Primer Terpadu (I-PHC) Kementerian Kesehatan di lima provinsi. Upaya kolaboratif ini memberikan bantuan teknis kepada dinas kesehatan provinsi dan kabupaten/kota, fasilitas pelayanan kesehatan primer, dan desa-desa untuk merencanakan, menganggarkan, melaksanakan, dan memantau program I-PHC. Dukungan yang diberikan juga mencakup penelitian untuk meningkatkan implementasi I-PHC, termasuk terkait telemedis, pengawasan fasilitatif, insentif berbasis kinerja untuk petugas kesehatan masyarakat, dan jaringan penyedia layanan publik-swasta.
 

Share This Page